Mindful Production, Strategi Masa Depan Brand Lokal Indonesia

5 minutes reading
Monday, 30 Jun 2025 05:57 0 1 Admin

Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran konsumen terhadap dampak dari keputusan belanja mereka terus meningkat. Konsumen tidak lagi hanya membeli produk, tetapi juga memperhitungkan nilai, etika, dan dampak sosial-lingkungan dari produk yang mereka konsumsi.
Fenomena ini mendorong munculnya gelombang mindful consumerism dan kini, saatnya brand lokal tidak hanya mengikuti permintaan ini, tetapi juga bertransformasi dari dalam, melalui praktik mindful production. Menurut laporan IBM (2023), 62% konsumen global bersedia mengubah perilaku belanjanya untuk mengurangi dampak lingkungan, dan tren ini makin terasa di Indonesia.

Menjawab tren mindful consumerism, brand lokal perlu bertransformasi dari sekadar menjual
produk menjadi pelaku
perubahan lewat proses produksi yang beretika dan berkelanjutan

JAKARTA – Dalam
beberapa tahun terakhir, kesadaran konsumen terhadap
dampak dari keputusan belanja mereka terus meningkat.
Konsumen tidak lagi hanya membeli produk, tetapi juga memperhitungkan nilai,
etika, dan dampak sosial-lingkungan dari produk yang mereka konsumsi.

Fenomena ini mendorong munculnya
gelombang mindful consumerism dan
kini, saatnya brand lokal
tidak hanya mengikuti permintaan ini, tetapi juga bertransformasi dari dalam,
melalui praktik mindful production.
Menurut laporan IBM (2023), 62% konsumen global bersedia mengubah perilaku
belanjanya untuk mengurangi dampak lingkungan, dan tren ini makin terasa di
Indonesia.

“Produksi yang sadar bukan berarti harus mahal atau sempurna. Ini tentang mengambil
keputusan dengan mempertimbangkan manusia, lingkungan, dan masa depan,”
ujar Abdurrahman Robbani (Rahman), Head of Emerging Brand Hypefast. “Brand
lokal punya keunggulan di sisi cerita dan kedekatan dengan komunitas. Itu
kekuatan besar yang bisa dioptimalkan jika proses produksinya juga selaras
dengan nilai tersebut.”

Sebagai House of Next-Gen
Brand terbesar di Asia Tenggara
yang mendukung pertumbuhan brand lokal, Hypefast merangkum langkah awal yang strategis
untuk brand lokal Indonesia mulai mengadopsi mindful production. Sehingga hal ini tidak hanya menjadi tanggung
jawab moral, tetapi juga strategi diferensiasi bagi brand.

Kelola Limbah sebagai Bagian dari Proses Produksi

Salah satu dampak terbesar industri terhadap lingkungan berasal dari limbah, terutama dari sektor fashion dan tekstil. Pewarna tekstil yang mencemari air, bahan polyester yang terurai menjadi mikroplastik, hingga sisa produksi yang tidak terpakai menjadi ancaman nyata bagi ekosistem.

Menurut laporan Bappenas, limbah tekstil di Indonesia menjadi masalah lingkungan yang signifikan, dengan jumlah yang terus meningkat setiap tahunnya. Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) menjadi penyumbang utama, dan diperkirakan akan menghasilkan 3,9 juta ton limbah pada tahun 2030 jika tidak ada perubahan signifikan dalam sistem produksinya.

Dalam tekanan untuk memenuhi permintaan pasar, pendekatan reduce bagi pelaku industri memang menantang. Namun demikian, prinsip reuse dan recycle bisa menjadi alternatif yang efektif. Langkah pertama adalah mengevaluasi bahan yang digunakan dan dari mana asalnya. Gunakan sumber lokal, sisa produksi pabrik (deadstock), atau bahan daur ulang yang berdampak minim terhadap lingkungan.

“Dengan mengenal lebih dalam asal-usul bahan baku, brand bisa mengambil kontrol atas dampak produksinya. Deadstock punya potensi untuk bisa diolah kembali.” jelas Rahman. Selain lebih berkelanjutan, sourcing lokal juga memperpendek rantai pasok dan mendorong ekonomi kreatif di daerah.

Misalnya, Nona Rara menjalankan program reuse dengan mengubah limbah kain dan payet menjadi boneka dan bros. Inisiatif ini berhasil mengurangi 75% limbah dari lini produksinya. Di sisi lain, Luxcrime, brand kecantikan lokal, menggandeng Seven Clean Seas dalam inisiatif daur ulang kemasan produk sebagai bentuk komitmen terhadap circular economy. Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa solusi kreatif bisa ditempuh, bahkan di tengah keterbatasan produksi.

Bangun Kepercayaan dan Loyalitas Lewat Transparansi Proses Produksi

Mindful production tidak hanya berbicara tentang bahan, tetapi juga manusianya. Hal ini didukung dengan laporan Katadata Insight Center (2024) mencatat bahwa 73% Gen Z Indonesia lebih mempercayai brand yang menjelaskan bagaimana produk mereka dibuat, bukan sekadar menjual tampilan akhir. Transparansi ini menjadi elemen utama dalam menumbuhkan kepercayaan. Brand seperti SukkhaCitta menunjukkan bahwa cerita dan relasi dengan pembuat produk bisa menjadi elemen diferensiasi yang sangat kuat. Secara konsisten, SukkhaCitta mengangkat profil artisan, menjelaskan proses produksi, dan membangun narasi yang menyentuh.

Mindful production adalah investasi jangka panjang, bukan hanya untuk menjaga bumi, tetapi juga untuk membangun loyalitas konsumen dan mempertahankan relevansi brand di tengah perubahan pasar yang dinamis. Lebih dari sekadar bentuk tanggung jawab sosial, pendekatan ini dapat menjadi strategi pertumbuhan yang berkelanjutan.

Contoh dampaknya, Nona Rara Batik tidak hanya berhasil mengurangi limbah produksinya, tetapi juga mendiversifikasi lini produknya dengan menciptakan aksesoris seperti boneka dan bros dari sisa kain dan payet. Inisiatif ini membuka peluang pasar baru dan menarik segmen konsumen yang lebih muda serta peduli lingkungan, sekaligus memperkuat citra Nona Rara sebagai brand heritage yang inovatif. Sementara kolaborasi Luxcrime bersama Seven Clean Seas terbukti membangun keterlibatan emosional dengan komunitasnya, mengajak mereka ikut serta dalam gerakan menjaga lingkungan. Hasilnya adalah peningkatan engagement dan brand advocacy, karena konsumen merasa menjadi bagian dari perubahan positif yang diusung oleh brand.

Dengan langkah-langkah seperti ini, brand lokal Indonesia tidak hanya memenuhi ekspektasi generasi mindful, tetapi juga memperluas peluang bisnis dengan cara yang beretika. Langkah ini juga selaras dengan komitmen Indonesia dalam mendorong ekonomi kreatif berkelanjutan dan menurunkan emisi karbon sebagaimana tercantum dalam agenda RPJMN 2020–2024 serta kontribusi nasional Indonesia terhadap Net Zero Emission pada 2060. Mindful production memungkinkan brand untuk tumbuh secara holistik, ekonomi, sosial, dan lingkungan, dan menjadi bagian dari solusi masa depan industri kreatif Indonesia yang lebih berkelanjutan.

Artikel ini juga tayang di vritimes

LAINNYA